dahulu tosora adalah ibukota kerajaan wajo yang dikenal dengan sistem pemerintahan yang demokratis. wilayah kerajaan dikendalikan di dalam benteng pertahanan yang dirintis pembangunannya oleh Arung Matowa Latenri Lae To Udamang ( 1636 - 1639). benteng didirikan sebagai upaya pertahan bagi serangan- serangan akibat ancaman perang kerajaan bone yang bersekutu dengan belanda. Arung Matowa Lasigajang Tobune (1639 - 1643) yang menyelesaikan pembangunan benteng dalam kurun waktu 10 tahun.
Wilayah limpo' tuwa umumnya berada di daratan rendah tapi danau seppange, dengan panduan geddonge dan entreport sebagai aktifitas perniagaan yang menunjukkan bahwa limpo' tuwa merupakan pusat perekonomian kerajaan di masa lalu. Berbeda dengan lipo' tuwa yang bermukim di tepi danau seppange, limpo talontereng sebagian besar mendiami pedataran yang berlansekap ladang, persawahan dan hutan - htan dalam kelompok permukiman yang lebih kecil.
limpo' talotenreng nampaknya merupakan pusat produksi pertanian. di kampung ta' bermukim pananrang, yang memiliki kewenangan dalam melihat musim panen. pananrang passari menentuakn musim panen bagi petani arak, pananrang pagalung e menetapkan hari baik musim tanam dan musim panen, pananrang pattaja adalah melihat musim tangkap bagi nelayan.. eksistensi para pannarang sangat penting di zaman pemerintahan puang ri maggalatung dengan adanya pejabat yang disebut macoa ta'.
Kini tosora dalam lingkaran abad dan peradaban modern namun tosora tidak bisa meninggalan kisah masa lalunya, masa emas kerajaan wajo yang terpatri dalam artefak - artefak kunonya yang menghias kerut kota tosora.
{ 2 comments... read them below or add one }
artikel nya keren
jangan lupa jga berkunjung my blog :
http://pelajarsantaiwajo.blogspot.com/
Tosora yang dilupakan petinggi daerah ini, syeh jamaluddin al-akbar di percaya sebagai pembawa agama islam di sulawesi bukan oleh trio datuk yang kita kenal selama ini. Salam dari kami: belawa[dot]com
Post a Comment